BURUNG-BURUNG MANYAR
Karya
Y.B Mangunwijaya
SINOPSIS
Sebuah
kisah percintaan dari seorang tokoh bernama Setadewa atau kerap disebut Teto. Diceritakan
bahwa Teto atau Satadewa adalah anak dari seorang kapten prajurit Berlanda
(Brajabasuki) yang mempunyai hubungan dengan Larasati (Atik), yang juga anak
seorang Tentara namun mempunyai darah keraton Surakarta. Hubungan keduanya
sudah dimulai semenjak mereka kecil, karena keluarga mereka sudah saling
mengenal.
Suatu
saat Jepang menguasai Indonesia. Ayah Teto, kapten Brajabasuki ditangkap
Jepang. Sedangkan ibunya dijadikan gundik oleh salah satu tentara Jepang. Hal
inilah yang lantas menyebabkan Teto benci kepada Jepang. Semenjak itu, Teto
diasuh oleh keluarga Atik yang berdomisili di Jakarta. Mulai ada hubungan
spesial antara Teto dan Atik karena mereka tinggal dalam satu rumah. Beranjak
dewasa, Teto mendaftarkan diri menjadi tentara KNIL. Ia bertemu dengan mayor
Vanbruggen yang dulu mencintai ibunya yang bernama Marice. Sementara, Atik
beranjak menjadi perempuan yang gandrung akan kemerdekaan Indonesia. Ia kagum
akan sosok-sosok bangsa Indonesia seperti Sukarno, Hatta, atau Syahrir.
Kemudian, Atik menjadi asisten dalam kantor perdana menteri Syahrir.
Teto
dan Atik terpisahkan oleh dunia yang berbeda. Hubungan mereka juga menjadi
renggang karena dunia yang mereka geluti berbeda. Atik sudah menaruh hati
kepada Teto dan berharap Teto akan melamarnya. Namun itu tidak pernah terjadi.
Atik sudah menikah dengan seorang ahli geologi bernama Jana. Mereka sudah
dikarunia tiga anak yang diberi nama Teto, Padmi, dan Kris. Salah satu anak
mereka diberi nama sama dengan Teto (Setadewa), untuk mengenang kebersamaan
Atik dengan Teto dulu. Saat Atik menikah, nama Teto belum benar-benar hilang
dari hatinya. Jana pun memaklumi hal ini.
Teto,
dalam hubungannya dengan Verbrugen, dipertemukan kembali dengan ibunya yang
ternyata masih hidup dan berada di rumah sakit jiwa di Magelang. Walaupun
Verbruggen tidak menikah dengan ibu Teto, namun rasa cintanya tetap besar. Tak
lama kemudian ibunya meninggal. Perang pasca kemerdekaan telah usai. Teto
meninggalkan Indonesia untuk belajar di luar negeri. Sekembalinya ke Indonesia
ia menjadi seorang direktur sebuah perusahaan minyak.
Sebuah
momen yang tepat. Ketika Teto kembali ke Indonesia, ternyata Atik akan
melakukan ujian tesisnya tentang burung Manyar. Teto menghadiri ujian tersebut
bersama tamu undangan lain. Ia masih terpesona ketika melihat Atik berada di
atas podium untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para penguji. Tanpa
disadari, Atik juga melihat Teto di antara tamu undangan. Selepas ujian, Atik
menghampiri Teto yang menginap di salah satu rumah temannya. Sontak pertemuan
keduanya adalah pertemuan yang emosional dan intim. Bagaikan sepasang kekasih
yang lama tidak berjumpa, mereka berpelukan dan disaksikan oleh Jana. Sebagai
suami yang paham akan keadaan istrinya, Jana sangat memaklumi kondisi Atik yang
begitu merindukan Teto.
Pertemuan
hari itu mengawali keakraban antara Teto, Atik, Jana, dan ibu Antana. Keakraban
di antara Teto dan keluarga itu terjalin dengan amat baik. Mereka saling
bercerita tentang keadaan masing-masing, dan Teto dikenalkan pada tiga anak
Atik. Sampai pada sebuah hal bahwa ayah Jana yang sedang sakit, ingin anaknya
pergi naik Haji. Permintaan yang sulit karena sebelumnya Jana dipecat dari
perusahaan tempat ia bekerja karena suatu alasan.
Akhirnya,
Jana dan Atik pergi Haji bersama-sama. Namun kabar buruk menimpa mereka.
Pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di Kolombo, Sri Lanka. Ayah
Jana meninggal tidak lama setelah kejadian itu. Kini Teto memiliki peninggalan
Atik yang berharga yaitu Teto kecil, Padmi, dan Kris.
TANGGAPAN
Y.B.
Mangunwijaya bercerita dalam novel ini menggunakan gaya bahasa yang mudah
dicerna, tidak berbelit dan sangat mudah dipahami oleh pembaca. Karakter-karakter
tokoh yang ditampilkan dalam Burung-Burung Manyar selalu membawa pembaca kepada
konflik maupun alur yang diusung. Latar cerita yang mengambil sekitar masa
revolusi membuat masih adanya unsur asing dalam cerita tersebut, seperti
istilah-istilah dalam bahasa Belanda. Selain itu, ada pula kata-kata dalam
bahasa Jawa yang diangkat dalam roman ini. Konflik yang ditampilkan antara
dalam sosok utama dalam diri Setadewa semakin menarik, antara konflik dengan
individu dan konflik dengan situasi yang sangat kompleks.
Comments
Post a Comment