JANTERA BIANGLALA
Karya
Ahmad Tohari
SINOPSIS
Novel ini merupakan
novel terakhir dari trilogi Ronggeng
Dukuh Paruk. Menceritakan tentang pasca kejadian pembakaran di Dukuh Paruk.
Setelah sekian lama didera kesepian karena Rasus yang menghilang, Srintil
mendapati bahwa seorang lelaki bernama Bajus membelikannya rumah cuma-cuma.
Rasus sudah menjadi tentara yang berarti sangat bertolak belakang dengan
Srintil. Beralih hati Srintil ke Bajus. Naluri perempuan yang
rindu pada terciptanya rumah tangga perlahan merekah. Perumitan masalah tersebut
diselesaikan dengan kisah di mana Srintil pergi ke sebuah rapat bersama Bajus.
Diceritakan bahwa Bajus tidak ingin menikahi Srintil, melainkan memanfaatkannya
sebagai ”penghibur” atasannya agar dapat pekerjaan. Bajus
tak ubahnya mucikari yang menjual Srintil pada laki-laki lain. Srintil marah,
ia gila. Harapannya tentang pengganti Rasus pun hilang. Jiwanya terguncang. Dalam hal ini konflik batin Srintil
yang muncul. Begitu besar hingga ia sendiri tak dapat mengatasinya, dan
berakhir dengan hilangnya kesadaran sebagai seorang manuisa. Srintil gila.
Rasus
yang lebih mengerti akan Dukuh Paruk pun kembali ke tanah kelahirannya yang
miskin oleh kebodohan dan kemarau panjang. Dia mengetahui keadaan Srintil.
Rasus yang sudah melepaskan diri dari bayang-bayang suram Dukuh Paruk, justru
mengabaikan cinta Srintil, bukannya merangkul Srintil.
TANGGAPAN
Akhir
dari cerita ini yang menggantung membuat pembaca harus memutuskan sendiri
bagaimana kelanjutan kisah Dukuh Paruk beserta ronggengnya yang sudah gila.
Alur yang digunakan sorot balik, atau maju dan mundur. Bahasa yang digunakan
masih khas Ahmad Tohari yang detail dalam penjambaran latar. Latarnya masih
sama seperti dua buku sebelumnya, yaitu suatu desa, Dukuh Paruk pada tempo
1965-an.
Comments
Post a Comment