SUKRENI GADIS BALI
Karya
A.A Pandji Tisna
SINOPSIS
Sebuah keluarga yang terdiri dari
seorang ibu bernama Men Negara dan dua orang anaknya yang pertama bernama I
Negara dan Ni Negari. Keluarga itu mempunyai sebuah kedai rumah makan sederhana
yang di belakangnya terdapat sebuah kebun kelapa. Anaknya yang bernama Ni
Negari memiliki paras cantik dan menawan mampu menarik perhatian para pemetik
kelapa dan pelanggan lainnya untuk datang singgah di kedai tersebut. Di antara
pengunjung kedai itu ada seorang bernama Ida Gde Swamba, merupakan pemilik
perkebunan kelapa, yang menarik perhatian Men Negara dan Ni Negari karena
mereka berkeinginan supaya Ni Negari dapat memikat hatinya.
Suatu hari datang seorang menteri polisi
bernama I Gede Made Tusan dan mata-matanya bernama I Made Aseman. Men Negara
ketahuan membuat kesalahan karena ia menyembelih babi tanpa menggunakan surat
izin terlebih dahulu. Mulanya I Made Aseman berkeinginan agar Men Negara
dipenjarakan di Singaraja lalu para pelanggan kedai itu nantinya dapat
berpindah ke kedai milik kakak iparnya namun semua itu tak dapat terpenuhi
karena I Gede Made Tusan telah terpikat lebih dulu pada paras dan senyum Ni
Negari. Hingga pada suatu siang datang seorang gadis cantik bernama Ni Luh
Sukreni. Ia datang kesana untuk mencari Ida Gde Swamba guna menyelesaikan
urusan sengketa warisan dengan kakaknya, I Sangia, yang telah berpindah agama
kristen. Kedatangannya diketahui oleh I Gede Made Tusan yang pada saat itu
langsung terpikat pada Ni Luh Sukreni. Akhirnya pada kedatangannya yang kedua,
Ni Luh Sukreni yang tandinya ingin mencari Ida Gde Swamba namun tak ada,
disuruh lah ia menginap oleh Men Negara dan Ni Negari sembari menunggu
kedatangan Ida Gde Swamba. Tanpa prasangka buruk ia mau menginap disana.
Awalnya ia tidur bersama Ni Negari namun di tengah malam tanpa sadar datanglah
I Gede Made Tusan yang memperkosanya saat itu. Semua itu sebenarnya adalah
siasat jahat dari Men Negara dan I Gede Made Tusan. Pada pagi harinya Ni Luh
Sukreni pergi dari kedai itu.Betapa terkejutnya Men Negara ketika mengetahui
dari anaknya, I Negara, bahwa ternyata Ni Luh Sukreni adalah anak kandungnya
sendiri. Namanya dahulu adalah Ni Widi dan diubah oleh mantan suaminya, I
Nyoman Raka, menjadi Ni Luh Sukreni agar ibunya tak dapat mengetahuinya lagi.
Keadaan Ni Luh Sukreni begitu memilukan.
Ia mengembara ke berbagai daerah karena ia malu atas kejadian itu. Sekarang ia
tinggal bersama teman ayahnya bernama Pan Gumiarning yang mau menerimanya. Tak
lama anaknya hasil dari perbuatan jahat I Gede Made Tusan pun lahir dan diberi
nama I Gustam. Ida Gde Swamba pun menemui Ni Luh Sukreni berkat informasi dari
I Gede Made Tusan. Ia berjanji akan membiayai anak Ni Luh Sukreni tersebut. Tak
disangka I Gustam tumbuh dengan perangai yang buruk. Saat dewasa ia masuk
penjara karena kasus pencurian. Di penjara ia malah belajar lebih banyak lagi
tentang perampokan pada I Sintung yang merupakan seorang perampok kelas kakap.
Setelah keluar dari penjara I Gustam dan komplotannya justru merencanakan aksi
perampokan ke kedai Men Negara.
Namun aksi itu telah diketahui terlebih
dulu oleh polisi yang diketuai I Made Tusan. Dalam peristiwa tersebut I Made
Tusan tak mengetahui kalau lawannya adalah anaknya sendiri. Ia mengetahuinya
terlambat dari teriakan I Made Aseman setelah I Gustam telah dibunuhnya dan
akhirnya mereka mati terkapar berdua.
TANGGAPAN
Novel
ini menyajikan suasana khas Bali. Latar tempatnya adalah Bali dengan segala
adat istiadat yang melekat. Latar ini sangta fungsional karena mempengaruhi
alur cerita. Nilai moral yang dapat dipetik adalah tentang keadilan yang harus
ditegakkan, siapa pun itu, termasuk terhadap anggota keluarga dan orang
terdekat.
Comments
Post a Comment